Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Oktober 2013

Bioteknologi: Kloning

DNA Image
DNA

Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi

Apa Kloning?Kloning adalah proses menciptakan salinan genetik identik dari materi biologis. Ini mungkin termasuk gen, sel, jaringan atau seluruh organisme. 
Jenis KloningKetika kita berbicara tentang kloning, kita biasanya berpikir tentang organisme kloning, tapi sebenarnya ada tiga jenis kloning.

   1. 
Kloning molekuler

    
Kloning molekuler berfokus pada pembuatan salinan identik molekul DNA. Jenis kloning juga disebut kloning gen.

   2. 
Kloning
organisme
   
Kloning
Organisme melibatkan membuat salinan identik dari seluruh organisme. Jenis kloning juga disebut kloning reproduksi.

   3.
Kloning terapeutik

    
Kloning terapeutik melibatkan kloning embrio manusia untuk produksi sel induk. Embrio-embrio akhirnya hancur dalam proses ini.

Teknik Kloning reproduksiTeknik kloning adalah proses laboratorium yang digunakan untuk menghasilkan keturunan yang secara genetik identik dengan induk donor.
Klon hewan dewasa yang diciptakan oleh proses yang disebut transfer sel somatik nuklir. 
  • Kloning Hewan
Para ilmuwan telah berhasil dalam kloning sejumlah hewan yang berbeda.
  • Bagaimana Anda mengeja terobosan? D - O - L - L - Y
Para ilmuwan telah berhasil kloning mamalia dewasa. Dan Dolly tidak memiliki ayah!
  • Pertama Dolly dan Sekarang Millie
Para ilmuwan telah berhasil memproduksi kloning kambing transgenik.
  • Klon kloning
Para peneliti telah mengembangkan cara untuk menciptakan multi-generasi tikus identik.
  • Masalah Kloning
Apa resiko dari kloning? Salah satu perhatian utama yang berkaitan dengan kloning manusia adalah bahwa proses saat ini digunakan dalam kloning hewan hanya sukses persentase yang sangat kecil dari waktu.
Kekhawatiran lainnya adalah bahwa hewan kloning yang bertahan hidup cenderung memiliki berbagai masalah kesehatan dan masa hidup lebih pendek.
Ilmuwan belum tahu mengapa masalah ini terjadi dan tidak ada alasan untuk berpikir bahwa masalah yang sama tidak akan terjadi dalam kloning manusia. 
Kloning dan EtikaHaruskah manusia dikloning? Keberatan utama kloning untuk penelitian adalah bahwa embrio kloning diproduksi dan akhirnya hancur.

Editor: Agus_Warda

Sumber: biology.about.com

Sabtu, 05 Oktober 2013

Makalah: Etologi (Perilaku Makhluk Hidup)

Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi



A.    Etologi (Perilaku)

Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.

Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap beberapa macam interaksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan para peniliti pada bidang perilaku hewan. Suatu spesies hewan mampu berinteraksi dengan lingkungan, hewan tersebut dapat berkomunikasi, bergerak, berinteraksi secara social dan mencari makanan. Kajian perilaku hewan merupakan salah satu aspek biologi yang telah lama di teliti, bahkan dapat dikatakan sebagai kajian yang paling tua. Dalam ilmu yang mempelajari perilaku, banyak peneliti menggunakan hewan percobaan dibandingkan tumbuhan.

Kajian perilaku dari hewan dapat dijadikan suatu “kunci” untuk memahami evolusi dan fungsi ekologi dari hewan tersebut. Robinowitz (1980) yang mempelajari perilaku macan tutul jaguar. Setelah memonitor beberapa iindividu menggunakan radio transmitter, disimpulkan bahwa jaguar merupakan hewan soliter, dan hanya melakukan kontak dengan sesamanya hanya saat musim kawin. Walaupun demikian, jaguar jantan turut berperan dalam memelihara anaknya. Selain itu, terdapat pula beberapa penemuan mengennai perilaku kawin, mencari makan, dan berbagai aspek evolusi serta peran ekologi jaguar tersebut.

Kajian perilaku hewan pada dasarnya mempelajari bagaiman hewan-hewan berperilaku di lingkungannya dan setelah para ahli melakukan interpretasi, diketahui bahwa perilaku merupakan hasil dari suatu penyebab atau suatu “proximate cause”.

Ahli perilaku yang pernah menerima hadiah nobel adalah Konrad Lorenz, Niko Tinbergen dan Karl Von Frisch. Percobaan yang dilakukan Tinbergen dan Lorenz membuktikan perilaku “innate” (bawaan) dan bentuk perilaku yang didapatkan karena melalui suatu proses belajar yang sederhana.

Tinbergen melakukan percobaan dengan menggunakan sarang tawon yang ditempatkan di tengah lingkaran bunga pinus, kemudian lingkaran bunga pinus dipindahkan disamping sarangnya. Ternyata tawon tersebut kembali ketengah lingkaran, tidak ke sarang. Demikian pula setelah lingkaran bunga pinus diganti dengan lingkaran batu tanpa sarang, dan disebelahnya dibentuk segitiga dari bunga pinus dengan sarang di tengahnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tawon kembali ke lingkaran batu, bukan ke sarang di tengah segitiga bunga pinus. Hasil tersebut menyatakan bahwa tawon dapat menggunakan suatu bentuk di tanah dan terus menjaga lingkaran tersebut dengan belajar untuk mangenal sesuatu.


Dengan memahami penyebab perilaku, kita dapat lebih mengerti peran ekologi dan bagaimana hewan menghadapi seleksi alam serta bagaimana perilaku dapat meningkatkan kebugarannya (fitness), bidang ini juga dikenal dengan istilah Ekologi Perilaku.

B.    Perilaku Sebagai Akibat dari Pengaruh Genetis dan Faktor Lingkungan

Bagaimana seseorang dapat bermain piano dengan baik? Hal ini dapat saja terjadi kareena baiknnya koordinasi jari dan kemampuan memainkan instrument tersebut. Tetapi pertanyaan yang kemudian muncul adalah kemapuan tersebut diturunkan atau cukup dipelajari dan dilatih?
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau “innate behavior”), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui baha terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.

1.    Innate

Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di dalam suatu individu. Perilakua yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku ini tidak perlu adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dan sering kali terjadi pada saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).

2.    Insting

Insting adalah perilaku “innate” klasik yang sulit dijelaskan, walaupun demikian, terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang merupakan factor keturunan. Semua makhluk hidup memiliki beberapa insting dasar.


3.    Pola Aksi Tetap (FAPs= Fixed Action Paterns)
FAP adalah suatu perilaku stereotipik yang disebabkan adanya stimulus yang spesifik. Contohnya saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan didalam mulut anak burung tersebut. Contoh lainnya adalah anak bebek yang baru menetas akan masuk kedalam air. Perilaku ini ttelah “diprogramkan sebelumnya”, dengan kata lain, tidak diperlukan proses belajar. Induk burung tidak perlu belajar memberikan makanan kepada anaknya yang beru menetas, ana bebek tidak perlu belajar berenang. Contoh lainnya seperti riyual perkawinan, mempertontonkan keindahan (kejantanan) untuk menguasai suatu area (teritori). Dan anda dapat memikirkan perlakuan lain yang merupakan FAP.


C.    Perilaku Akibat Proses Belajar


Proses belajar seringkali diidentifikasi sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau perilaku yang memang telah ada pada organism (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku di pengaruhi factor genetik, sehingga organisme (hewan) dapat memiliki hubungan dengan individu lain, dan juga dapat berhubungan dengan lingkungan. Sebagai contoh, kelulus hidupan dari suatu spesies karena mampu berkembang biak, tetapi dalam proses tersebut terlibat pula seleksi alamiah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan organisme (hewan) tersebut.

Kisaran Belajar dari yang Sederhana Hingga Kompleks

Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman. Table 5.1 dibawah ini menunjukkan berbagai bentuk dari belajar yang menghasilkan jenis-jenis perilaku.
Tipe Belajar    Karakteristik
Habituasi    Hilang atau timbulnya respons kepada stimulus setelah pengulangan suatu perlakuan
Imprinting    Pada kehidupan hewan, belajar yang tidak dapat diulang dan terbatas pada suatu periode keritis tertentu, sering kali dihasilkan dengan adanya hubungan kuat antara induk dan keturunannya
Asosiasi    Perubahan perilaku yang diakibatkan dari suatu hubungan antara satu perilaku dengan system hukuman dan hadiah; dalam hal ini termasuk kondisi klasik dan belajar dengan mencoba-coba (trial and error)
Imitasi    Perilaku yang diakibatkan karena adanya proses pengamatan dan meniru individu lain
Inovasi    Perilaku yang timbul dan berkembang karena terjadi respons terhadap suatu keadaan yang baru, tanpa mencoba-coba atau imitasi; dikatakan juga sebagai problem solving
 

1. Habituasi (habituation)

Habitasi adalah suatu bentuk belajar yang paling sederhana, akan terjadi jika stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh organisme (hewan) secra berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebut maka organisme (hewan) akan mengabaikannya. Habitusi akan dihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akan kehilangan respons bila stimulus dilakukan berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya.


Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh ke belakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akakn tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda memukl perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respons kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnnya tidak hilang, tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karena belajar.
 

2. Imprinting

Adalah suatu pengenalan terhadap satu objek seperti induk, hal tersebut terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir. Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu objek yang memberinya makan, maka anak-anak angsa tersebut akan menganggap anda atau objek tersebut sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atau objek. Walaupun anak-anak angsa tersebut melihat induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwa objek atau anda adalah induknya. Conto tersebut adalah hasil percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah Nobel karena kajian tersebut.

Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada makhluk hidup walaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah. Misalnya induk burung akan memberi makan pada boneka anak burung yang membuka mulut pada sarangnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa dewasa yang diberi makan di belakangnya.

3.  Asosiasi atau Pengkondisian (Associative Learning)

Definisi asosiasi atau pengkondisian adalah perilaku yang disebabkan oleh suatu hasil dari suatu respons terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab prilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus. Respons adalah sesuatu yang di produksi atau dihasilkan karena adanya stimulus. Perilaku ini dapat dibagi menjadi:

a.    Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning) atau Perilaku Asosiatif.
Contoh yang paling banyak digunakan adalah hasil percobaan Ivan Pavlov (ahli fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan bel untuk anjing. Bila bel berbunyi, anjing tersebut diberi makan, sebelum menyantap makanannya, anjing tersebut mengeluarkan saliva. Beberapa saat setelah itu, walaupun tidak ada makanan, sesaat setelah mendengar bunyi bel yang sama, anjing tersebut tetap mengeluarkan salivanya.

b.    Pengkondisian Operant (Operant Conditioning)
Perilaku ini lebih merupakn hasil kondisi yang disebut mencoba-coba atau “trial and error”. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif, maka induvidu tersebut akan semakin mudah mengulang keberhasilan respon yang dilakukan. Perilaku ini termasuk dalam melatih seekor hewan. Dapat juga terjadi pada seekor hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energinya untuk mendaptkan makanan. Perilaku ini sering kali dijumpai pula pada hewan yang tidak akan mengulangi perbuatannya karena ternyata perbuuatan tersebut dapat membahayakan dirinya.

4. Imitasi

Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai akibat dari pengamatan dan meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyak dipelajari pada burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh suatu periode kritis tertentu. Banyak hewan predator, termasuk kucing, anjing dan serigala kelihatannya belajar dasar taktik berburu dengan mengamati dan menirukan induknya. Pada beberapa kasus, factor genetis dan mencoba-coba dalam tipe belajar ini memegang peran penting.

5. Inovasi atau “Problem Solving” atau “Insight Learning”

Inovasi atau disebut juga “reasoning” adalah suatu kemampuan untuk merespons sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme (hewan). Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan) untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan juga manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian masalah, sehingga tipe perilaku ini sering pula diberi istilah “problem solving”.

D. Perilaku Merupakan Refleksi Evolusi

Dari penjelasan sebelum ini, dapat dikatakan bahwa perilaku adalah suatu adaptasi evolusi yang menyebabkan terjadinya suatu peningkatan kelulushidupan dan kesuksesan reproduksi serta kebugaran. Walau demikian, perilaku juga merupakan suatu hasil pengaturan dari hewan terhadap lingkungan dengan cara seleksi alam. Pada bagian berikut, kita akan membahas peran ekologi dari suatu perilaku hewan sehingga dapat hidup sukses di lingkungan.

1. Ritme Biologi

Banyak jenis hewan mamalia seperti kelelawar, harimau dan bangsa kucing kurang aktif pada siang hari dan makan saat matahari tenggelam atau aktif malam hari. Akan tetapi, banyak jenis burung tidur pada malam hari dan banyak melakukan aktivitas pada siang hari. Pola hidup yang berulang-ulang setiap hari, seperti siklus tidur atau bangun pada makhluk hidup disebut Ritme Sikardian (Cycardian Rythms). Pada tanaman dan juga makhluk hidup lainnya, ritme biologi dikatakan juga dengan istilah Jam Biologi. Penyebab eksternal, khususnya siklus cahaya dapat mengatur waktu, membuat tubuh memiliki koordinasi ritme dengan ketat. Selain factor lamanya organisme didedahkan pada periode terang gelap tertentu, temperature juga berperan dalam ritme biologi.

Kepentingan mempelajari ritme biologi, waktu dan petunjuk serta faktor yang menyebabkannya sudah banyak dilakukan peneliti karena erat kaitannya dengan waktu kerja efisien, serta kemampuan dalam berfikir serta dalam membuat keputusan. Para pekerja malam, atau mereka yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dari satu benua kebenua lain yang melintasi beberapa zona waktu yang berbeda, dapat menyebabkan keletihan, hingga mengurangi kemampuan bekerja, bahlan dapat menyebabkan depresi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gangguan pada ritme biologi internal.

2. Mekanisme Bergerak

Hewan dan tumbuhan atau organ dari suatu organisme tersebut memiliki cara khusus saat melakukan pergerakan. Telah dikehaui bahwa terjadinya pergerakan khusus karena adanya aksi atau stimulus sehingga suatu organisme bergerak, yaitu:

  •  Kinetis
Kinetis adalah suatu perubahan acak (random) dalam kecepatan dan atau arah dari suatu organisme sebagai respons terhadap stimulus. Misalnya adanya pergerakan karena terjadinya kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Seperti beberapa kumbang yang sangat aktif di daerah kering dan kurang aktif di daerah lembab.
  • Taksis
Taksis sangat spesifik, berhubungan langsung sebagai akibat adanya suatu stimulus. Pergerakan organisme (keseluruhan) dapat kea rah stimulus maupun menjauhi stimulus. Misalnya larva lalat rumah akan bergerak menjauhi arah cahaya (fototaksis negative), perilaku ini kemungkinan terjadi karena larva tersebut dapat berlindung dari musuh alaminya. Banyak tumbuhan melakukan pergerakan ini karena adanya stimulus cahaya (foto), arus (rheo), angin, gravitasi, air dan lain-lain.
  • Kelompok (Group)

Pergerakan secara berkelompok yang terjadi pada banyak hewan dikenal dengan istilah migrasi. Hal ini, biasanya dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca atau musim, dan lebih khusus lagi perilaku ini berpengaruh untuk mendapatkan sumber makanan, daerah atau tempat untuk kawin, dan lain-lain.


Migrasi banyak terjadi pada berbagai jenis burung, serangga, seperti beberapa jenis kupu-kupu, berbagai jenis ikan dan mamalia lain. Pada dasarnya hewan melakukan migrasi karena telah mengenali daerah perjalanan mereka, dan hal ini dilakukan dengan adnya “piloting”, orientasi dan navigasi. Hewan dapat melakukan migrasi dengan adanya pengenalan suatu cara di atas atau kombinasi dari ketiganya.

3. Komunikasi

Komunikasi pada umumnya terjadi diantara sesama spesies, misalnya untuk mengenali pasangan kawin. Pada hewan-hewan social komunikasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahui koloninya. Komunikasi dapat pula terjadi untuk menghndari bahaya.

Komunikasi dapat terjadi melalui perantara senyawa kimia menggunakan Feromon, yaitu senyawa kimia yang disekresikan keluar tubuh organisme dan dapat dikenali (melalui bau, dimakan, dan lain-lain) oleh sesama spesies dan akan berguna untuk berbagai kehidupannya, misalnya untuk kawin, tempat berkumpul (agregasi), menemukan makanan, mengenali koloni, adanya bahaya, dan lain-lain.

Selian itu, komunikasi juga terjadi secara visual, hal ini banyak terjadi pada saat sesama spesies mengenali pasangan kawinnya atau saat mempertahankan daerah teritori. Komunikasi dengan suara (auditory communication) sangat banyak dilakukan oleh hewan, misalnya untuk mengetahui derah teritori, untuk mengenali sesame spesies dan digunakan untuk mengetahui sumber makanan dan untuk melakukan perkawinan, hingga untuk menginformasikan adanya bahaya. Sebagai contoh yang telah banyak ditelaah adalah adanya suatu hipotesis tarian lebah sebagai alat komunikasi untuk mengetahui sumber makanan.

4. Perilaku Sosial (Sicial Behavior)

Secara umum didefinisikan bahwa perilaku sosial adalah segala macam dari interaksi diantara sesame spesies yang melibatkan antara dua atau lebih individu organisme (umumnya hewan). Hal ini didasari adanya perilaku individu yang dilakukan karena perilaku individu itu sendiri dan perilaku dari kelompok (grup). Perilaku sosial dapat pula terjadi karena interaksi anggota dari berlainan spesies. Adanya perilaku sosial sebagai akibat dari kompetisi sering terjadi dalam dunia hewan, misalnya untuk memperebutkan sumber makanan, dan lain-lain.

5. Agonistik

Perilaku agonistik adalah perilaku agresif yang pada dasarnya dilakukan untuk dapat lulus hidup (survival). Perilaku agonistik ini pada umumnya merupakan ritual, memperlihatkan kekuatan, dan keindahan (dapat berupa suara, tubuh dan lain-lain). Sering kali terjadi pula perkelahian yang tidak mematikan, walaupun pada beberapa spesies perkelahian dapat terjadi hingga terjadi kematian.

Perilaku agonistik terjadi pula untuk menarik pasangan kawinnya, banyak jenis burung jantan melakukan hal tersebut dengan mengeluarkan suara yang indah dan khusus, adapula yang melakuakan tarian dan mempertontonkan keindahan tubuhnya untuk menarik pasangannya.

Banyak hewan sosial yang melakukan kelangsungan hidupnya dengan memelihara adanya perilaku agonistik. Misalnya berbagai jenis ayam, apabila beberapa anak ayam yang tidak saling mengenali ditempati bersama, mereka akan melakukan respons dengan melakukan perkelahian kecil dengan saling mematuk. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik, pada akhirnya akan akan terjadi suatu hirarkki (dominasi hirarki), misalnya yang lebih tua akan mengontrol yang lainnya.

6. Teritori

Perilaku untuk mempertahankan daerah edar atau teritori merupakan suatu usaha organisme (hewan) untuk mempertahankan adanya tempat sumber makanan, tempat untuk aktifitas reproduksi dan kesuksesan dalam memelihara anak atau keturunannya. Perilaku tersebut biasanya dipertahankan melalui berbagai cara komunikasi dan perilaku lainnya. Walaupun tidak semua spesies hewan memilki teritori tertentu, dan tidak selalu seleksi alam dapat memberikan adanya daerah teritori yang tepat bagi suatu jenis hewan.

7. Altruistik

Perilaku altruistik atau altruisme kelihatannya merupakan perilaku yang sering dikatakan sebagai “perilaku non egois”, perilaku ini banyak dilakuakan oleh hewan-hewan yang berkoloni. Individu yang melakuakan perilaku ini tidak mendapatkan keuntungan, bahkan dapat mematikan dirinya, akan tetapi perilaku ini akan memberikan keuntungan bagi kelompoknya atau koloninya, sehingga terjadi peningkatan kebugaran dari koloni terssebut.

Materi Mata Kuliah Etologi Semester VII STAI Al-Khairat Pamekasan

Semoga Bermanfaat!

Minggu, 29 September 2013

Fungsi Protein

Protein adalah molekul yang sangat penting dalam sel kita. Mereka terlibat dalam hampir semua fungsi sel. Setiap protein dalam tubuh memiliki fungsi tertentu. Beberapa protein yang terlibat dalam dukungan struktural, sementara yang lain terlibat dalam gerakan tubuh, atau dalam pertahanan terhadap kuman. Protein bervariasi dalam struktur serta fungsi. Mereka dibangun dari satu set 20 asam amino dan memiliki bentuk tiga dimensi yang berbeda. Berikut adalah daftar dari beberapa jenis protein dan fungsinya. 
Fungsi protein
  • Antibodi: Protein khusus yang terlibat dalam mempertahankan tubuh dari antigen (penyerbu asing). Mereka dapat melakukan perjalanan melalui aliran darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan membela terhadap bakteri, virus, dan penyusup asing lainnya. Salah satu cara antibodi melawan antigen adalah dengan melumpuhkan mereka sehingga mereka dapat dihancurkan oleh sel darah putih.
  • Protein kontraktil: Bertanggung jawab untuk gerakan. Contoh termasuk aktin dan myosin. Protein ini terlibat dalam kontraksi otot dan gerakan.
  • Enzim: Protein yang memfasilitasi reaksi biokimia. Mereka sering disebut sebagai katalis karena mereka mempercepat reaksi kimia. Contohnya termasuk enzim laktase dan pepsin. Laktase memecah laktosa gula yang ditemukan dalam susu. Pepsin merupakan enzim pencernaan yang bekerja di perut untuk memecah protein dalam makanan.
  • Protein Hormonal: Protein utusan yang membantu untuk mengkoordinasikan kegiatan tubuh tertentu. Contohnya termasuk insulin, oksitosin, dan somatotropin. Insulin mengatur metabolisme glukosa dengan mengendalikan konsentrasi gula darah. Oksitosin merangsang kontraksi pada wanita saat melahirkan. Somatotropin adalah hormon pertumbuhan yang merangsang produksi protein dalam sel otot.
  • Protein struktural: yang berserat dan benang dan memberikan dukungan. Contoh termasuk keratin, kolagen, dan elastin. Keratin memperkuat penutup pelindung seperti rambut, pena bulu, bulu, tanduk, dan paruh. Kolagen dan elastin memberikan dukungan untuk jaringan ikat seperti tendon dan ligamen.
  • Protein Storage: Menyimpan asam amino. Contoh termasuk ovalbumin dan kasein. Ovalbumin ditemukan dalam putih telur dan kasein adalah protein berbasis susu.
  • Protein Transportasi: Protein pembawa yang memindahkan molekul dari satu tempat ke tempat lain di seluruh tubuh. Contohnya termasuk hemoglobin dan sitokrom. Hemoglobin mengangkut oksigen melalui darah. Sitokrom beroperasi di rantai transpor elektron sebagai protein pembawa elektron.
Selamat belajar!
Sumber: biology.about.com

Sabtu, 28 September 2013

Nucleus (Inti Sel)

Journey into the Cell: The Nucleus
Inti Sel
Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi.


Dalam Perjalanan ke Cell, kita melihat struktur dari dua jenis utama sel: sel prokariotik dan eukariotik. Sekarang kita mengalihkan perhatian kita ke "pusat saraf" dari sel eukariotik, inti.

Inti adalah struktur terikat membran yang berisi informasi turun-temurun sel dan mengontrol pertumbuhan sel dan reproduksi.

Hal ini umumnya organel paling menonjol dalam sel.
 
Karakteristik Membedakan:
Inti dibatasi oleh membran ganda yang disebut amplop nuklir. Membran ini memisahkan isi inti dari sitoplasma.

Amplop itu membantu untuk mempertahankan bentuk inti dan membantu dalam mengatur aliran molekul ke dalam dan keluar dari inti melalui pori-pori nuklir.

Kromosom juga terletak di inti.

Ketika sel "istirahat" ia tidak membagi, kromosom akan disusun dalam struktur terjerat panjang yang disebut kromatin dan tidak ke dalam kromosom individu seperti yang kita biasanya berpikir tentang mereka.
 
The Nukleolus:
Inti juga berisi nucleolus yang membantu untuk mensintesis ribosom.

Nucleolus mengandung penyelenggara nucleolar yang merupakan bagian dari kromosom dengan gen untuk sintesis ribosom pada mereka. Jumlah berlebihan RNA dan protein dapat ditemukan dalam nucleolus juga.

Inti mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma melalui penggunaan RNA. Messenger RNA diproduksi dalam nucleolus dari sel dan perjalanan ke sitoplasma melalui pori-pori amplop nuklir.

Selamat belajar!

Semoga Bermanfaat!

Kamis, 26 September 2013

Sel Darah Putih

Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi

White Blood Cell Photomicrogragh

Sel Darah Putih
 Suka_Biologi;- Sel darah putih adalah komponen darah yang melindungi tubuh dari agen infeksius. Juga disebut leukosit, sel darah putih berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh dengan mengidentifikasi, menghancurkan, dan menghapus patogen, sel rusak, sel kanker, dan benda asing dari tubuh. Leukosit berasal dari sel batang sumsum tulang yang beredar dalam darah dan cairan getah bening. Leukosit dapat meninggalkan pembuluh darah untuk bermigrasi ke jaringan tubuh. Sel darah putih dikategorikan oleh kehadiran nyata atau tidak adanya butiran ( kantung yang berisi enzim pencernaan atau zat kimia lainnya ) dalam sitoplasma mereka. Sebuah sel darah putih yang dianggap sebagai granulosit atau agranulocyte. 
Granulosit
 Ada tiga jenis granulosit: neutrofil, eosinofil, dan basofil. Seperti yang terlihat di bawah mikroskop, butiran dalam sel-sel darah putih yang jelas ketika bernoda.

    
Neutrofil - Sel-sel ini memiliki inti tunggal yang tampaknya memiliki beberapa lobus . Neutrofil adalah granulosit paling melimpah dalam sirkulasi darah. Kimiawi mereka tertarik pada bakteri dan bermigrasi melalui jaringan ke lokasi infeksi. Neutrofil adalah fagositosis, mereka menelan sel target (bakteri, sel yang sakit atau mati, dll) dan menghancurkannya. Ketika dirilis, butiran neurtrophil bertindak sebagai lisosom untuk mencerna makromolekul seluler. Neutrofil ini juga hancur dalam proses .

    
Eosinofil - Inti dalam sel ganda lobed dan sering muncul berbentuk U dalam apusan darah . Eosinofil sering ditemukan dalam jaringan ikat dari lambung dan usus. Eosinofil merupakan fagositosis dan terutama menargetkan kompleks antigen - antibodi. Kompleks ini terbentuk ketika antibodi mengikat antigen untuk mengidentifikasi mereka sebagai zat untuk dimusnahkan. Eosinofil menjadi semakin aktif selama infeksi parasit dan reaksi alergi.

    
Basofil - Sel-sel ini adalah yang paling banyak dari sel-sel darah putih . Mereka memiliki inti multi-lobed, dan butiran mereka mengandung zat seperti histamin dan heparin. Heparin mempertipis darah dan menghambat pembekuan darah . Histamin melebarkan pembuluh darah, meningkatkan permeabilitas kapiler, dan meningkatkan aliran darah, yang membantu untuk mengangkut leukosit ke daerah terinfeksi. Basofil bertanggung jawab untuk reaksi alergi tubuh.Agranulocytes
 Ada dua jenis agranulocytes, juga dikenal sebagai leukosit nongranular: limfosit dan monosit. Sel-sel darah putih tampaknya tidak memiliki butiran yang jelas. Agranulocytes biasanya memiliki inti yang besar karena tidak adanya butiran sitoplasma.

    
Limfosit - Setelah neutrofil, limfosit adalah jenis yang paling umum dari sel darah putih. Sel-sel ini berbentuk bulat dengan inti besar dan sangat sedikit sitoplasmanya. Ada tiga jenis utama limfosit: sel T, sel B, dan sel-sel pembunuh alami. Sel T dan sel B sangat penting untuk respon imun spesifik. Sel pembunuh alami memberikan kekebalan nonspesifik.

    
Monosit - Sel-sel ini adalah yang terbesar dari sel-sel darah putih. Mereka memiliki inti tunggal yang besar yang dapat memiliki berbagai bentuk. Inti sering muncul untuk menjadi berbentuk ginjal. Monosit bermigrasi dari darah ke jaringan dan berkembang menjadi makrofag dan sel dendritik. Makrofag adalah sel besar hadir di hampir semua jaringan. Mereka aktif melakukan fungsi phagocitic. Sel dendritik biasanya ditemukan dalam jaringan yang terletak di daerah yang datang dalam kontak dengan antigen dari lingkungan eksternal . Mereka ditemukan di kulit, secara internal di hidung, paru-paru, dan saluran pencernaan. Sel dendritik berfungsi terutama untuk menyajikan informasi antigenik untuk limfosit pada kelenjar getah bening dan organ getah bening. Hal ini membantu dalam perkembangan imunitas antigen. Sel dendritik yang dinamakan demikian karena mereka memiliki proyeksi yang mirip dalam penampilan dengan dendrit dari neuron.Produksi Sel Darah Putih
 Sel darah putih diproduksi di sumsum tulang. Beberapa sel darah putih matang di kelenjar getah bening, limpa, atau kelenjar timus. Masa hidup leukosit matang berkisar antara beberapa jam sampai beberapa hari. Produksi sel darah sering diatur oleh struktur tubuh seperti kelenjar getah bening, limpa, hati, dan ginjal. Selama masa infeksi atau cedera, sel darah putih yang diproduksi dan hadir dalam darah . Sebuah tes darah yang dikenal sebagai jumlah sel darah WBC atau putih digunakan untuk mengukur jumlah sel darah putih dalam darah. Biasanya, ada sekitar 4,300-10,800 sel darah putih hadir per mikroliter darah. Sebuah hitungan WBC rendah mungkin karena penyakit, paparan radiasi, atau kekurangan sumsum tulang. Sebuah hitungan WBC tinggi dapat mengindikasikan adanya penyakit menular atau inflamasi, anemia, leukemia, stres, atau kerusakan jaringan.

Sekian dan sampai jumpa kembali di artikel berikutnya.
Semoga Bermanfat, amin...!

Sumber: biology.about.com

Jumat, 14 Juni 2013

MINUM AIR ES SETELAH MAKAN, BAHAYA = KANKER!!

Air dingin akan membuat
makanan yang berminyak
menjadi solid (beku)!.

Hal ini akan menghambat
proses pencernaan.
Ketika 'lumpur' tsb bereaksi
dgn asam, maka akan jadi
lemak bertoksin(Racun) &
berbaris di dalam usus dan
terserap dng sangat cepat!

Sehingga menyebabkan
Cancer!

Cara Terbaik adalah;
* Minum air hangat setelah
makan

* Makan buah segar saat
perut kosong.
(Buah + Air Liur Manusia =
Obat Cancer).

Jumat, 26 April 2013

Perbandingan Embryologi




Perbandingan Embryologi

Mata kuliah: Perkembangan Hewan
Dosen: Moh. Imam Sufyanto, S.PD. S.Si
Kelompok VII
Agus Riyadi
Wardatul Kutsiyah
FAKULTAS PENDIDIKAN
PRODI BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-KHAIRAT
PAMEKASAN
2012
BAB I
A.      Pendahuluan
Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari proses terjadinya, tumbuh dan kembangya bayi sejak terjadinya pembuahan sampai kelahiran.
Pada Zaman Islam ini ilmu Embriologi mengalami kebangkitan kembali. Ahli-ahli kedokteran dan physiologi Islam seperti Ibnu Sina, Ar-Razzi, dll mengembangkan konsep-konsep yang berkembang berasal dari Al-Qur’an.
Menurut Islam embrio berasal dari penyatuan antara sel kelamin laki-laki yang terdapat dalam cairan yang dikeluarkan dari alat kelamin laki-laki (semen/mani) dengan sel kelamin wanita (telur/ovum/ Nutfah/Sulalah min ma’a) yang terdapat cairan wanita (folikel /mani) yang dikeluarkan oleh alat kelamin wanita dan bukan dari darah menstruasi. Lalu embrio ini disimpan di dalam suatu tempat yang kokoh yaitu rahim. Embrio lalu mengalami proses perkembangan menjadi segumpal darah lalu segumpal daging dan kemudian mendapat tambahan tulang belulang yang disertai dengan perkembangan organ-organ tubuh lainnya dan kemudian menjadi bentuk manusia yang sempurna.
Ilmu pertumbuhan embrio sejak pembuhan sampai kelahiran disebut juga ilmu mudigah. Cakupan ilmu ini meluas kepada masalah persiapan untuk terjadinya pembuahan serta masalah pembiakan pada umumnya. Bagi hewan yang memiliki tingkat berudu ilmu ini juga mencakup sampai saat berudu itu bermetamorphosis.
Sesungguhnya embriologi berlaku bagi segenap makhluk. Pada botani dikenal juga ilmu ini. Namun dalam bab besar kita ini hanya dipelajari embriologi hewan, dan ditekankan pada vertebrata.
B.       Rumusan masalah
  1. Pengertian morula, blastula,gastrula.
  2. Table perbandingan morula, blastula,gastrula dan neurolasi




BAB II
Pembahasan
A.      Morula, Blastula, Gastrula.
1.    Morula

a.    Morula pada aves
Aves adalah makhluk hidup yang memiliki ukuran telur yang paling besar diantara makhluk-makhluk hidup yang lainya hidup lainya. Telur yang hanya mereka hasilkan terdiri atas sejumlah kecil sitoplasma yang menempel pada permukaan bola besar kuning telur, putih telur hanya sebagai protein aksesoris non seluler. Bila pembelahan terjadi pada telur ayam, alur belahan tidak berlanjut menembus massa pada kuning telurnya. Akibatnya setiap sel yang terbentuk dalam tahapan belahan yang awal terikat pada puncak dan pada sisi-sisinya dengan membran sel, tetapi dasar selnya berhubungan langsung dengan masa kuning telur.
b.    Morula pada mamalia
Proses terbentuknya morula (morulasi) pada mamalia tidak jauh berbeda dari hewan lain. Namun keberadaan antara sel yang satu dengan yang lainnyalah yang membuat mamalia berbeda karena pada mamalia kebereadaan selnya tersusun rapat.
c.    Morula pada amphibi

Pada amfibia, saat fertilisasi adanya pengaturan kembali sitoplasma sel telur. Membran plasma dan korteks mengalami rotasi menuju titik tempat masuknya sperma, sehingga akan membuka daerah pada sitoplasma yang berwarna abu-abu muda (Sabit abu-abu /grey crescent). Sabit abu-abu ini terletak dekat dengan ekuator dan berseberangan dengan tempat masuknya sperma pada awal tadi.

Pada yolk yang dimiliki oleh amphibi cenderung akan menghalangi proses pembelahan, sehingga mengakibatkan pembelahan zigot pada katak terjadi lebih cepat pada bagian animal dibanding bagian vegetal, sehingga menghsilkan embrio dengan ukuran berbeda-beda antar kutup. Pada saat pembelahan terjadi dua pembelahan pertama terjadi secara vertikal jadi dihasilkan empat sel memanjang dari KA ke KV. Pembelahan kedua secara horisontal ekuatorial, sehingga akan menghasilkan 8 sel.

2.    Blastula

a.    Blastula pada aves
Saat tahap ini kelompok aves, pada epiblast akan menjadi ectoderm, mesoderm, dan notochord. Calon endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah pada daerah rongga blastocoel. Sedangkan bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang akan menjadi anterior embrio lapisan epiblast.
Proses blastulasi akan di iringi oleh suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrulasi ini akan terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentukan alat pada blastula, di atur dan di deretkan sesuai bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan.
b.    Blastula pada amphibi

Hanya sedikit yang dapt diketahui dalm proses blastula untuk amphibi ini. Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.

c.    Blastula pada mamalia
Untuk tahap perkembanagan pada mamalia ovarium akan mengeluarkan sel telur yang telah matang dan siap dibuahi, karena adanya seperma yang masuk akhirnya terjadi sterilisasi. Sel telur yang telah dibuahi akan berjalan terus yang akhirnya akan melekat pada dinding uterus untuk berkembang terus menerus.
Namun pada saat sel telur akan menuju ke uterus maka dengan otomatis akan terbentuk yang namanya zona pelusida. Zona pelusida ini akana menjaga kesetabilan waktu pembuahan terjadi didalam rahim. Setelah zona pelusida terbentuk maka pembelahan akan terjadi,dimana yang sebelumnya menjadi 2 akan membelah menjadi 4, 8, 16, 32 dan akan terus berlanjut.
3.    Gastrula

a.    Gastrula pada Aves
Saat gastrulasi pada aves diawali dengan adanya penebalan pada daerah bakal median embrio di caudal yang di sebut primitive streak (lempeng awal). Primitive streak pertama kali terbentuk di daerah posterior area pellucida yang tumbuh dari sel epiblast yang bergerak ke arah median di posterior kemudian sel-sel primitive streak memperbanyak diri. Bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm berkonvergensi ke primitive streak kemudian berinvolusi di antara hypoblast dan epiblast.
Dengan bergerak terus ke anterior maka primitive streak mrndekati bakal pre-chorda notochord. Pre-chorda dan notochord akan membentuk primitive pit dengan melakukan invaginasi. Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang di iringi sel–sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive streak menuju primitive groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang garis median di antara endoderm dan ectoderm saraf.
Ketika embrio berumur 18 jam eram pimitive streak telah lengkap terbentuk. Aera pellucida telah terbentuk lengkap. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkupi ke daerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi berbentuk pita yang di sebut keping neural.
b.    Gastrula Pada amphibi

Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses. Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median.

Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio dan juga ke arah ventral.

c.    Gastrula pada mamalia

Proses gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal dari konvergensi epiblat. Sel-sel epiblat memperbanyak diri dengan cepat sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk hensen’s node. Dari anterior hensen’s node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median kemudian berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior hansen’s node melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit.

Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord di sebut trunk organizer yang akan mengatur pertumbuhan daerah bagian badan (truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm akan bertemu dengan bagian posterior hensen’s node. Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan bagian berdelaminasi ke anterior yaitu di daerah antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord.

Mesoderm embrional akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra embryonal akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois chorion.

4.    Neurulasi

a.    Neurulasi pada Amphibia

Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas arkenteron. Yang kemudian bumbung neuron berawal sebagai lempengan ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang berkembang. Setelah notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi bumbung neuron (neural tube). Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk banyak stuktur, yang nantinya akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan adrenal,dan ganglia peripheral system saraf.

Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung neuron) yang sudah selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang nantinya akan terisi sel-sel saraf.

b.    Neurulasi pada Aves

Neurulasi pada aves terbentuk pada saat primitif streak atau arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi yolk. Bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke yolk melalui batangnya yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas. Pembentukan bumbung neuron, perkembangan notochord dan somit sama pada amphibian (katak).

c.    Neurulasi pada mamalia
Pada mamalia peristiwa neurulasi mirip dengan klas aves, walaupun bagian anterior neural plate yang besar terlihat mengalami penutupan yang berlawanan, bagian tengah tabung menutup terlebih dahulu, diikuti dengan kedua ujungnya.
B.  Table perbandingan

1.    Proses morula, blastula, gastrula, dan neurulasi

Fase
Murula
Blastula
Gastrula
Neurulasi
Aves
alur belahan tidak berlanjut menembus massa pada kuning telurnya
Bentuknya cakram/gepeng
Terjadi penebalan di daerah bakal median embrio caudal (primitive streak)
Arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning telur
Amphibia
Pada saat pembelahan terjadi dua pembelahan
Bentuknya bundar
Terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator pada daerah kelabu
Notocord terbentuk dari mesoderm dorsal di atas arkenteron
Mamalia
kebereadaan selnya tersusun rapat
Bentuknya cakram/gepeng
Terbentuknya rongga amnion
Notochord tak mengalami pembumbungan.


2.    Tempo murula, blastula, gastrula, dan neurulasi

Fase
Murula
Blastula
Gastrula
Neurulasi
Aves


18 jam eram

Amphibia




Mamalia





  1. Penutup
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun. Penulis meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Tak lupa saran serta kritik kontruktif yang sangat Penulis harapkan demi kebaikan bersama. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan adalah milik hambanya, dan Hanya kepada Allah SWT kita beribadah dan tempat kita bergantung segalanya.


 photo BUNDA_zps627e96e9.jpg